Selasa, 26 Agustus 2008

psikologi komunikasi (komunikasi massa)


Sejak tahun 1964 komunikasi massa telah mencapai public dunia secara langsung dan serentak.Melalui satelit komunikasi sekarang ini secara teoritis kita akan mampu memperlihatkan satu gambar,mendengarkan satu suara kepada tiga milyar manusia di seluruh dunia secara stimultan. Komuikator hanya tinggal menyambungkan alat pemancar dan jutaan orang tinggal menyetel alat penerima. Secara tekhnis hal ini sudah lama dapat dilakukan.

PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSSA
Definisi paling sederhana dikemukakan oleh Biittner (1980:10) Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
Sedangkan menurut Gerbner (1967) Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki oang dalam masyarakat industry.
Secara Singkat dari berbagai definisi komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

SISTEM KOMUNIKASI MASSA VS SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Bila system komunikasi massa diperbandingkan dengan system komunikasi interpersonal, secara tekhnis kita dapat menunjukkan empat tanda pokok dari komunikasi massa.Menurut Elizabeth-Noelle Neuman ada empat tanda pokok dari komunikasi massa yaitu :
§ Bersifat tidak langsung
§ Bersifat satu arah
§ Bersifat terbuka
§ Mempunyai public yang secara geografis tersebar
Karena perbedaan tekhnis maka system komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas.. Ini tampak pada pengendalian arus informasi, stimulasi alat indra,dan proposi unsur isi dengan hubungan.
Pengendalian Arus Informasi
Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. Dalam komunikasi interpersonal kita dapat mengarahkan perilaku komunikasi.Menurut Cassata dan Asante (1979:12),bila arus komunikasi hanya dikendalikan oleh komunikator, situasi dapat menunjang persuasi yang efektif. Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur informasi, situasi komunikasi akan mendoong belajar efektif.
Umpan Balik
Umpan balik berasal dari teori Cybernatics. Umpan balik adalah metode mengontrol system. Dalam sibernatika umpan balik adalah output system yang “dibalikkan” kembali (feedback) kepada system sebagai input tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya. Dalam komunikasi umpan balik diartikan sebagai respons, peneguhan dan servomekanisme internal.
Stimulasi Alat Indra
Orang menerima stimuli lewat seluruh alat inderanya. Ia dapat mendengar, melihat, mencium, meraba dan merasa (bila perlu). Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa.
Mc Luhan membagi sejarah umat manusia pada tiga babak berdasarkan penggunaan media massa :
Babak Tribal (ketika alat indera manusia bebas menangkap berbagai stimuli tanpa dibatasi tekhnologi komunikasi.
Babak Gutenberg (Ketika mesin cetak menyebabkan manusia berkomunkasi secara tertulis )
Babak Neotribal (ketika alat-alat elektronis memungkinkan manusia menggunakan beberapa macam alat indera dalam komunikasi )
Proporsi Unsur Isi dan Hubungan
Pada komunikasi interpersonal, unsure hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komuniksi massa, unsure istilah yang penting.
Dalam komunikasi interpersonal yang menentukan efektivitas bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusiawi, bukan ‘apanya’ tetapi ‘bagaimana’. Sistem komunikasi massa menekankan ‘apanya’.

SEJARAH PENELITIAN EFEK KOMUNIKASI MASSA
Menurut Noelle-Neumann, penelitian efek media massa selama empat puluh tahun mengungkapkan kenyataan bahwa efek media massa tidak perlu diperhatikan; efeknya tidak begitu berarti. Ini diperkokoh oleh psikolog social William McGuire.
Penelitian efek komunikasi mengungkapkan pang surut kekuatan media massa, dari media massa yang perkasa, kepada media massa yang berpengaruh terbatas, dan kembali lagi pada media massa yang perkasa.
Melvin DeFleur “instinctive S-R theory”, menurut Theori ini media menyajikan stimuli perkasa yang secara seragam dipehatikan oleh massa.
Klapper menyimpulkan bahwa efek komunikasi massa terjadi lewat serangkaian factor-faktor perantara. Faktor-faktor itu termasuk proses selektif (persepsi selektif,terpaan selektif,dan ingatan selektif), proses kelompok,norma kelompok,dan kepemimpinan opini.
Paul Lazarsfeld menurut dia media massa hamper tidak berpengaruh sama sekali
Noelle-Neumann, penelitian terdhulu tidak memperhatikan tiga factor penting dalam media massa. Faktor ini bekerjasama dalam membatasi persepsi yang selektif. Ketiga fator itu adalah : Ubiquity (serba ada), Kumulasi pesan dan keseragaman wartawan.
Disini jelas media massa menimbulkan efek yang kuat dalam membentuk persepsi khalayak, dan akhirnya bahkan menimbulkan nilai-nilai dan noma-noma social yang baru.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI KHALAYAK PADA KOMUNIKASI MASSA
Model jarum hypodermis menunjukkan kekuatan media mssa yang perkasa untuk mengarahkan dan membentuk perilaku khalayak. Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untik menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya.
Model peluru mengasumsikan semua orang memberikan reaksi yang sama terhadap pesan.
Media massa memang berpengaruh, tetapi pengaruh ini disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan factor-faktor personal yang mempengaruhi reaksi mereka.

TEORI DEFLEUR DAN BALL-ROKEACH TENTANG PERTEMUAN DENGAN MEDIA
DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga kerangka teoritis : perspektif perbedaan individual, perspektif kategori social, perspektif hubungan social.
Perspektif perbedaan individual
Memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana memberikan makna pada stimuli tersebut.
Perspektif Kategori Sosial
Berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok social, yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama.
Perspektif Hubungan Sosial
Menekankan pentingnya peranan hubungan soaial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap maedia massa.

PENDEKATAN MOTIVASIONAL DAN USES AND GRATIFICATION
Meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan social, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan. Model Uses and gratification memandang individu sebagai makhluk suprasional dan sangat selektif.
Adi jelaslah kita menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain media massa.
Berdasarkan bebagai aliran dalm psikologi motivasional William J.McGuire menyebutkan 16 motif yaitu :
1. Motif Kognitif dan Gratifikasi Media
Motif kognitif menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. Pada kelompok motif afektif yang berorientasi pada pemeliharaankeseimbangan. McGuire menyebut empat teori yaitu :
ΠYang menekankan aspek kognitif dari kebutuhan manusia
Teori Konsistensi
Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang dihadapkan pada berbagai konflik dan menekankan kebutuhan individu untuk memelihara orientasi eksternal pada lingkungan.
Teori Kategorisasi
Yang menjelaskan upaya manusia untuk memberikan makna tentang dunia berdasarkan kategori internal dalam diri kita.
Teori Atribusi
Memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya.
Teori Kategorisasi
Memandang manusia sebagaai makhluk yang selalu mengelompokkan pengalamannya dalam kategorisasi yang sudah di persiapkannya.
Teori Objektifikasi
Memandang manusia sebagai makhluk yang pasif,yang tidak berpikir, yang selalu mengandalkan petunjuk-petunjuk eksternal untuk merumuskan konsep-konsep tertentu.
 Yang melukiskan individu sebagai makhluk yang berusaha mengembangkan kondisi kognitif yang dimilikinya
Teori Otonomi
Melihat manusia sebagai makhluk yang berusaha mengaktulalisaikan dirinya sehingga mencapai identitas kepribadian yang otonom.
Teori Stimulasi
Memandang manusia sebagai makhluk yang lapar stimuli, yang senantiasa mencari pengalaman-pengalaman baru, yang selalu berusaha memperoleh hal-hal yang memperkaya pemikirannya.
Teori Teleologis
Memandang manusia sebagai makhluk yang berusaha mencocokkan persepsinya tentang situasi sekarang dengan representasi internal dari kondisi yang dihendaki.
Teori Utilitarian
Memandang individu sebagai orang yang memperlakukan setiap situasi sebagai peluang untuk memperoleh informasi yang berguna atau ketrampilan baru yang diperlukan dalam mengahadapi tantangan hidup.

2. Motif Afektif dan Gratifikasi Media
Motif afektif menekankan aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu yang ditandai oleh kondisi perasaan atau dinamika yang menggerakkan manusia mencapai tingkat perasaan tertentu.
ΠKelompok Pertama
Teori Reduksi Tegangan
Memandang Manusia sebagai system tegangan yng memperoleh kepuasan pada pengurangan ketegangan.
Teori Ekspresif
Menyatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam mengungkapkan eksistensi dirinya, menampakkan perassan dan keyakinannya.
Teori Egodefensif
Beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri yang tertentu dan kita berusaha untuk mempertahankan citra diri ini serta berusaha hidup sesuai dengan diri dan dunia kita.
Teori Peneguhan
Memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah dialaminya pada waktu lalu.
 Kelompok Kedua
Teori Penonjolan (assertion)
Memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan seluruh potensinya untuk memperoleh penghargaan dari dirinya dan dari orang lain.
Teori afiliasi (affiliation)
Memandang manusia sebagai makhluk yang mencari kasih saying dan penerimaan orang lain.
Teori Identifikasi
Melihat manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep diri.
Teori peniruan (Modelling Theories)
Memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya. Teori ini menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Disini individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya.

EFEK KOMUNIKASI MASSA
Steven H. Chaffee menyebut lima hal efek media massa dari kehadirannya :
Efek ekonomis
Efek Sosial
Berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi social akibat kehadiran media massa.
Efek pada penjadwalan kegiatan
Joyce Cramond “Displacement Effect” yaitu reorganisasi kegiatan yang terjadi karena masuknya televise; beberapa kegiatan dikurangi dan beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai menonton televise.
Efek pada penyaluran / penghilangan perassan tertentu ,dan
Efek perasaan orang terhadap media
Steven H. Chaffee menyebut dua efek lagi akibat kehadiran media massa sebagi obyek fisik yaitu :
Hilangnya perasaan tidak enak
Tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa
Media dipergunakkan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikannya. Kehadiran media massa bukan saja menghlangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perassan positif atau negative pada media tertentu.


EFEK KOGNITIF KOMUNIKASI MASSA
Sebelum membicarakan efek kognitif komunikasi massa, kita membicarakan tentang citra.
Citra adalah gambaran tetntang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita.
PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN CITRA
Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi.Buat khalayak, informasi itu dapat membentuk, mempertahankan atau meredefinisikan citra. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi, realitas tangan kedua (second hand reality). JAdi akhirnya membentuk citra tentang lingkungan social kita berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. Sehubungan dengan pembentukan citra, kita juga dapat berkata “News make names”. Orang yang tidak dikenal mendadak melejit namanya karena dia diungkap besar-besaran oleh media massa. KArena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, sudah tentu media massa mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan tidak cermat. Terjadilah apa yang disebut steorotip. Stereotip adalah ganbaran umum tentang individu, kelompok,profesi, atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise, dan seringkali timpang dan tidak benar.Media massa juga bisa mempertahnkan citra yang sudah dimiliki khalayaknya.


AGENDA SETTING
Media massa memang tidak menentukan “what to think”, tetapi mempengaruhi”what to think about”. Media membentuk citra atau gambaran dunia kita seperti yang disajikan dalam media massa. Teori Agenda Setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita,artikel,atau tulisan yang akan disiarkannya.
Bila media massa terbukti sanggup membentuk citra orang tentang lingkungan dengan menyampaikan informasi, kita jug adapt menduga media massa tertentu berperan juga menyampaikan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang baik.
EFEK PROSOSIAL KOGNITIF
Efek prososial kognitif ini adalah bagaimana media massa memberikan menfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Sebagai contoh bil majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong, berari media telah menimbulkan efek ini.

EFEK AFEKTIF KOMUNIKASI MASSA
PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP
Klapper melaorkan efek media massa dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, dapat disimpulkan pada lima prinsip umum yaitu:
Pengaruh komunikasi massa diantari oleh factor-faktor personal
Komunikasi massa biasanya berfungsi memprekokoh sikap dan pendapat yang ada
Perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada perubahan seluruh sikap
Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang dimana pendapat orang lemah
Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh
RANGSANGAN EMOSIONAL
Para peneliti telah berhasil menemukan fsktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa. Faktor-faktor itu, antara lain, suasana emosional (mood),skema kognitif,suasana terpaan, predisposisi individual, dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh dalm media massa (Weiss,1969, V:52-99).
Suasana Emosional (mood)
Respon pada film dipengaruhi oleh suasana emosional kita.
Skema Kognitif
Ini adalah semacam “naskah” pada pikiran kita yang menjelaskan “alur” peristiwa.Skema kognitif tidak selalu berdasarkan pengalaman Skema kognitif dapat juga terbentuk karena induksi verbal atau petunjuk pendahuluan yang menggerakkan kerangka interpretif.
Suasana Terpaan (setting of exposure)
Predisposisi Individual
Mengacu pada karakteristik khas individu.
Identifikasi
Menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa.
RANGSANGAN SEKSUAL
Bahan-bahan erotis dalam Televisi,Fil,Majalah,Buku, dan sebagainya,biasanya disebut “pornografi”.Beberapa orang ahli menyebutnya dengan SEM (Sexually Explicit Materials) atau erotica (TAN, 1981:231-242)
Stimuli erotis adalah stimuli yang membengkitkan gairah seksual internal dan eksternal. Stimuli Intermal adalah perangsang yang timbul dari mekanisme tubuh organism. Stimuli eksternal adalah merupakan petunjuk-petunjuk (cues) yang bersifat visual, berupa bau-bauan (olfactory), sentuhan (tactual), atau gerakan (kinesthetic). Pada manusia, stimuli seksual tidaklah sesederhana dalam dunia binatang.Stimuli eksternal bukan saja bersifat visual,olfactory,tactual,kinesthetic, tetapi juga intelektual.
Apa yang merangsang saya belum tentu bisa merangsang anda.
Karena proses penzaliman inilah maka pa saja yang ada di dunia bisa saja menjadi stimuli erotis.Selain penzaliman, manusia juga dapat teransang karena imajinasi.Menurut Baron dan Byrne erotica telah diungkapkan sejak masa kemanusiaan paling dini.

EFEK BEHAVIORAL KOMUNIKASI MASSA
EFEK PROSOSIAL BEHAVIORAL
Salah satu perilaku prososial ialah memiliki ketrampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Ketrampilan ini biasanya diperoleh dari saluran-saluran interpersonal : orang tua, atasan,pelatih, atau guru.
Teori yang menjelaskan efek prososial media massa adalah teori belajar soaial dari Bandura. Menurut Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling).Perilaku merupakan hasil factor-faktor kognitif dan lingkungan. Bandua menjelaskan proses belajar social dalam empat tahapan proses :
Proses Perhatian
Proses Pengigatan
Proses Reproduksi motoris
Proses Motivasional


AGRESI SEBAGAI EFEK KOMUNIKASI MASSA
Menurut Teori Belajar Bandura, oang cenderung meniru perilaku yang diamatinya, stimuli menjadi teladan untuk perilakunya.
Menurut Teori Katharsis mausia digerakan oleh dua naluri, eros dan thanatos.Eros adalah naluri konstruktif dan thanatos naluri destruktif. Pada dasarnya manusia itu agresif, senang merusak,membunuh dan menghancurkan. Bila mengalami hambatan, dorongan agresif bertumpuk dan menimbulkan ketegangan.Kekuatan agresif yang terhambat sewaktu-waktu dapat meledak. Orang harus berusaha menguranginya,menahannya,menghilangkannya sama sekali. Menyalurkan dorongan agresif secara konstruktif inilah yang disebut catharsis. Media massa menyajikan fantasi dan pengalaman wakilan (vicarious experience).
TEORI – TEORI EFEK SOSIAL KOMUNIKASI MASSA
Innis (1951), media mempengaruhi bentuk-bentuk organisasi social. Setiap media memiliki kecenderungan memihak ruang atau waktu (communication bias).Bias pada ruang artinya, pesan dapat disampaikan ke tempat-tempat yang jauh, sehingga terjadi ekspansi territorial,mobilisasi penduduk secara horizontal, dan kekaisaran.Bias ruang membawa ke masa depan.
Bias pada waktu artinya, orang tinggal pada suatu ruang yang terbatas, pada kelompok yang terikat erat karena sejarah,tradisi,agama dan keluarga. Bias waktu membawa ke masa lalu. Dengan demikian media komunikasi membentuk jenis kebudayaan tertentu.
Teori Sapir Whorf yang menyatakan bahwa bahasa mempengaruhi cara berpikir. Lahirlah teori “Medium is the Message”. Menurut McLuhan,setiap media mempunyai tata bahasanya sendiri. Yang dimaksud dengan tata bahasa ialah seperangkat peraturan yang erat kaitannya dengan berbagai alat indra dalam hubungan nya dengan penggunaan media. Karena media bias pada alat indra tertentu, media mempunyai pengaruh yang berbeda pada perilaku manusia yang menggunakannya.

Gebner mengembangkan konsep “mainstreaming”. Mainstreaming artinya mengikuti arus. Mainstreaming dimaksudkan sebagai kesamaan diantara pemirsa berat (heavy viewers) pada berbagai kelompok demografis, dan perbedaan dari kesamaan itu pada pemirsa ringan (light viewers).
Yang baru dari Phillips aialah penggunaan kerangka teori imitasi pada efek media massa terhadap anggota-anggota masyarakat. Yang lebih menarik lagi sebenarnya penjelasan Phillips tentang teorinya ia analogikan dengan penularan penyakit, ia menyebutkan enem karakteristik penularan cultural :
Periode Inkubasi
Imunisasi
Penularan khusus atau umum
Kerentanan untuk ditulari
Media Infeksi
Karantina







1 komentar:

cambriavalis mengatakan...

The 10 Best Mobile Casinos In Canada - Mapyro
Best Mobile Casinos 통영 출장샵 For Canadians · 목포 출장마사지 1. Golden 과천 출장샵 Nugget Casino · 2. Betway Casino · 부천 출장마사지 3. 김제 출장샵 Wildhorse Casino · 4. Bally's · 5. Betway Casino · 6. Betway